Home » ICT » Penipisan Lapisan Ozon Bumi

Penipisan Lapisan Ozon Bumi

Selubung hijau di bumi dengan cepat menyusut dan tingkat polusi meningkat sangat mengkhawatirkan. Kini, kita harus memerangi banyaknya kerusakan akibat yang dilakukan oleh manusia yang dapat membahayakan alam dengan berbagai cara selama bertahun-tahun. Perubahan iklim yang mengkhawatirkan, deforestasi, penghancuran habitat dan musnahnya spesies, meningkatnya tingkat polusi, itu semua adalah hanya beberapa isu lingkungan terbaru yang kita hadapi sekarang. Mari kita lihat lebih dalam isu lingkungan yang besar yang kita hadapi saat ini.

Isu Lingkungan Saat ini:

Pemanasan global

Pemanasan global adalah salah satu isu lingkungan yang besar yang kita hadapi saat ini. Istilah ini semakin penting di suhu atmosfer, dekat permukaan bumi, yang disebabkan oleh berbagai alasan. Para ilmuwan berpendapat bahwa kenaikan tingkat karbon dioksida lebih lanjut akan memperburuk situasi.Efek rumah kaca menyebabkan panas bumi akan terperangkap di atmosfer, yang menyebabkan peningkatan suhu. Pemanasan global telah demikian menyebabkan perubahan dalam iklim bumi, menyebabkan suhu naik. Hal ini memiliki efek pada berbagai spesies tergantung pada hukum-hukum dasar alam. Perubahan iklim juga membuat isu cara bertahan hidup menjadi sulit. Bumi yang menghangat juga menyebabkan perubahan dalam pola curah hujan dan itu juga berakibat pada manusia, tumbuh-tumbuhan, juga pada hewan.

Penipisan Ozon

CFC dianggap menjadi penyebab utama penipisan ozon. istilah penipisan ozon berarti penurunan kuantitas ozon di startosfer bumi. hilangnya ozon di stratosfer bagian bawah pertama kali tercatat di Antartika pada 1970-an. Atmosfer bumi terdiri dari banyak lapisan dan bentuk ozon ada di stratosfer. Chlorofluorocarbons (CFC) untuk kuantitas kecil terdapat pada atau digunakan di Air Conditioner (AC) dan aerosol. Zat ini saat dilepaskan akan menambah penipisan ozon, yang menyebabkan lapisan ozon di antartika menjadi bolong. Karena penipisan ozon; manusia dihadapkan dengan berbagai masalah lain seperti efek berbahaya dari sinar Ultra Violet (UV) yang pada gilirannnya mempengaruhi tanaman dan berbagai spesies hewan lainnya.

Polusi

Polusi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, mungkin hal ini sudah menjadi kebal di kehidupan kita yang serba cepat. Polusi udara terjadi dengan penambahan bahan kimia berbahaya ke atmosfir bumi. Zat polutan utama dihasilkan oleh karbon monoksida, CFC, nitrogen oksida dan belerang dioksida. Polusi air disebabkan ketika limbah dilepaskan ke dalam air yang sehingga mengotori zat cair ini. Tanah bahkan dapat terkontaminasi karena kegiatan bebagai industri. Polusi suara juga merupakan masalah lingkungan yang dapat menyebabakan kerusakan dengan berbagai cara.

Hilangnya Sumber Daya Alam

Dengan meningkatnya populasi, kita dapat melihat hilangnya Sumber Daya Alam (SDA). Hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Ada banyak alasan yang menyebabkan hilangnya SDA. Dalam hal ini dapat mempengaruhi ekosistem. Kegiatan seperti penangkapan yang berlebihan menyebabkan banyak spesies akan berada di ambang kepunahan. Hutan dibabat habis untuk memenuhi permintaan meningkat kebutuhan kertas, kayu atau bahkan untuk tanah. Pertambangan dan pembakaran bahan bakar fosil telah fosil telah menyebabkan penurunan lebih lanjut sumber daya.

Hal dia atas adalah beberapa isu lingkunagn yang harus kita atasi pada saat ini. Pada tulisan kali ini, saya akan membahas tentang Menipisnya Lapisan Ozon Bumi.


Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia klorofluorokarbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.

Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner (penyakit jantung).

CFC banyak digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, seperti:

1. AC
2. kulkas yang tidak berlabel non-CFC
3. bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
4. pembuatan busa
5. bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.

Mekanisme Perusakan Lapisan ozon

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan Lubang Ozon.

Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi. Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.

Regulasi

1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon;

1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.

1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.

1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.

1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.

1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC

* hingga 2020 pada negara maju dan
* hingga 2016 di negara berkembang.

Upaya Indonesia

Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi Vienna maupun Protokol Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden itu, Indonesia juga punya kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO) secara bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus penggunaan BPO (Bahan Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007, termasuk menghapus penggunaan freon dalam alat pendingin pada tahun 2007. Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia telah menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF), di mana UNDP menjadi salah satu lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek investasi tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor pendinginan.

Pekerjaan di kedua sektor ini telah membantu mengurangi produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton metrik dan 117 ton metrik di masing-masing sektor.

Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC oleh negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan kembali kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik negara maju maupun negara berkembang yang saat ini masih menginginkan penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan tindakan yang diperlukan. Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini.

Radiasi UV dapat menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap CO2. CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca, sehingga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat dan terjadilah pemanasan global. Kerusakan mata, meluasnya penyakit infeksi, dan peningkatan kasus kanker kulit adalah sebagian dari dampak yang akan timbul, jika lapisan ozon semakin menipis. Jika dibiarkan, radiasi UV tersebut juga akan menyebabkan vaksinasi terhadap sejumlah penyakit menjadi kurang efektif, dan akan memicu reaksi foto kimia yang menghasilkan asap beracun dan hujan asam.

Untuk mengantisipasi kian parahnya lapisan ozon, dunia internasional pun sepakat mengurangi konsumsi bahan perusak lapisan ozon (BPO) termasuk CFC secara bertahap. Kesepakatan internasional yang diadakan di Wina, Austria pada 22 Maret 1985 dan pertemuan di Montreal, Kanada pada 16 September 1987 itu kemudian menghasilkan Konvensi Wina dan Protokol Montreal.

Dalam pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol Montreal, Indonesia memperoleh bantuan dana dan teknis dari Multilateral Fund (MLF). Liana menjelaskan bantuan MLF itu sebagian besar disalurkan ke berbagai perusahaan yang dalam proses produksinya masih menggunakan bahan-bahan perusak ozon untuk digantikan dengan bahan-bahan penggantinya yang tidak merusak ozon.

Karena itu, kerusakan lapisan ozon tidak hanya membahayakan jiwa manusia, tetapi juga hewan, tanaman, dan bangunan. Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.

Sumber:



http://www.buzzle.com/articles/current-environmental-issues.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon
http://ozonsilampari.wordpress.com/2008/01/30/lapisan-ozon-menipis-akibat-pemakaian-cfc-clorofluorocarbonbagian-ii/
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/lapisan_ozon_terus_berkurang_tetapi_hair_spray_masih_digunakan/


10 Comments

  1. h3lder says:

    upaya Indonesia belum cukup dalam mengurangi polusi emisi CFC yang menyebabkan rusaknya lapisan ozon. hal ini dikarenakan produk-produk yang mengandung CFC masih bebas diperdagangkan dipasar INdonesia. seharusnya jika Indonesia benar-benar serius dalam mengurangi dampak pemanasan global, maka produk barang industri distandarisasi untuk tidak memakai CFC lagi.

  2. negara-negara industri maju seharusnya lebih mendukung lagi Indonesia dalam menjaga keseimbangan bumi…
    Indonesia pun seharusnya lebih memaksa lagi agar negara-negara industri maju mau mendukung….
    karena Indonesia saat ini merupakan salah satu paru-paru dunia kita ini….

  3. hariorizki says:

    Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia harusnya dapat bertindak lebih dalam usaha meperlambat penipisan lapisan ozon dunia, oleh karena itu kita sebagai bangsa indonesia sebaiknya dapat turut membantu usaha dunia dalam mengurangi penipisan lapisan ozon bumi sekecil apapun.

  4. putrikemala says:

    makanya mulai dari kita sendiri,,kurangi pemakaian barang-barang yang mengandung CFC yang dapat merusak ozon..lestarikan bumi yang kita pijak..go green..

  5. Perlu ada perhatiam lebih untuk melestarikan bumu karena menyangkut kehidupam org banyak ayo lestarikan bumi ini…

  6. Riesta says:

    Setuju sama comment Helder, Indonesia ini negara yang masih belum tegas untuk masalah-masalah seperti itu…hanya berkutat pada permasalahan politik saja. Padahal hal ini ustru yang lebih penting, karena menyangkut kehidupan generasi selanjutnya…

  7. eldimi says:

    pemanasan global,sekalipun masih diperdebatkan, namun yang pasti semua orang merasakannya. penelitian oleh mereka yang mendukung adanya pemanasan global menunjukkan bahwa lapisan ozon telah menipis drastis dalam beberap dekade belakangan ini.
    sebagai spesies paling maju di muka bumi, ada baiknya kita yang mengambil tanggung jawab dalam mengurangi penipisan lapisan ozon

  8. rizaka says:

    wah bahaya juga klo lapisan ozaon sudah mulai menipis…
    mw tinggal dimana kita nantinya?…save our earth…..!!!!!!!!!!

  9. NewsViva says:

    NewsViva…

    […]Penipisan Lapisan Ozon Bumi « Visamir™[…]…

Leave a reply to jerichielimendrofa Cancel reply